Berkaitan dengan tugas Bahasa Indonesia yaitu me-resensi novel, pilihan ku pun jatuh pada novel "SINAR" yang memberi banyak inspirasi, berikut ini hasil resensi novel "SINAR" semoga dapat membantu.
IDENTITAS BUKU
•
Judul Buku : SINAR “Cerita dari Tanah Mandar”
•
Pengarang : Aguk Irawan MN
• Penerbit
: Global Media
Tahun Terbit : 2005
Dimensi : 12 x 19 Halaman
• Tebal Buku: XXII + 328 halaman
• Harga Buku: Rp. 49.000,00
BIOGRAFI PENULIS
Geidurrahman Elmishry adalah nama pena dari Aguk Irawan MN, lahir
di Lamongan 1 April 1979. Sekolah di MA Negeri Babat sambil belajar kitab
kuning di Pondok Pesantren darul Ulum, Langitan, Widang, Tuban. Selama di MAN ini,
ia belajar teater dan menulis puisi pada guru bahasa indonesianya, yaitu
seorang penyair yang cukup terkenal di Lamongan; Pringgo. Kemudian ia
melanjutkan kuliah di Al-Azhar University Cairo, jurusan Filsafat, dengan
beasiswa Majelis A’la Al-Islamiyah.
Selama di Kairo, ia banyak menulis karya sastra di berbagai pers Mahasiswa
terutama di Bulletin Kinanah dan berproses kreatif Teater di sanggar yang ia
turut dirikan Kinanah. Ia menerjemahkan karya sastra Arab salah satunya yaitu
karya Drama Taufik El-Hakiem Tahta Dzilali Syams (Di Bawah Bayangan Matahari). Di Yogyakarta, ia mendirikan sanggar
SABDA (Learning Center for Rular Society). Banyak buku baik fiksi maupun non
fiksi karyanya yang telah terbit. Buku fiksinya yang sudah terbit diantaranya :
Dari Lembah Sungai Nil (1998), Hadiah Seribu Menara (1999), Kado Milenium
(2000), Negeri Sarang Laba-Laba (2002), Sekuntum Mawar dari Gaza/ Bait-Bait
Cinta (2008) dan masih banyak lagi. Sementara yang non fiksi diantaranya : Kiat
Asyik Menulis (2008), Kisah-Kisah Inspiratif Pembuka Surga (2009) dan
sebagainya.
RESENSI NOVEL
Ketegaran
Hati Bocah Cilik ‘Sinar’
Sinar adalah seorang bocah belia
berumur enam tahun yang berasal dari Provinsi Sulawesi. Ia dan keluarganya
tinggal disebuah pelosok Dusun Tondo Pata, Kecamatan Tapango, Polewali Mandar,
Sulawesi Barat. Sinar memiliki lima orang saudara, tiga diantaranya telah pergi
menjalani kehidupannya masing-masing serta satu diantaranya telah diadopsi oleh
keluarga kaya. Kini tinggallah
Sinar bersama ibu dan kakaknya yang bernama Risa. Mereka hidup dengan
keterbatasan ekonomi. Mereka tinggal disebuah rumah ringkih tanpa seorang
laki-laki sebagai penopang hidup, karena sang ayah telah lama meninggalkan
mereka. Sang ayah pergi dengan meninggalkan luka yang mendalam hingga membuat
ibu Sinar menjadi lumpuh. Sebagai seorang anak, Sinar dan kakaknya merawat
ibunya dengan sepenuh hati. Sinar mengabaikan masa kecilnya
hanya untuk merawat sang ibu.
Disaat anak-anak seusianya disibukkan dengan bermain, dia terus merawat ibunya.
Sinar membantu memindahkan atau menggeser tubuh ibunya, memasak, makan dan
minum hingga buang air. Semua itu dia lakukan sendiri dengan penuh cinta tanpa
ada rasa pamrih sedikitpun. Sementara sang kakak, pergi meninggalkan rumah dan
bekerja sebagai seorang pembantu pada keluarga kaya untuk mencukupi kebutuhan
hidup Sinar dan ibunya. Namun, kehidupan mereka tetaplah serba kekurangan.
Setiap hari, Sinar dan ibunya hanya makan nasi dengan garam tanpa lauk apapun. Dengan keadaan yang seperti itu, Sinar
dan ibunya tidak pernah mengeluh. Sinar telah diajarkan oleh ibunya menjadi
anak yang tegar dan tidak mudah mengeluh meski dalam keadaan apapun. Sinar
adalah anak yang cerdas. Meski dalam keterbatasan ekonomi, keinginannya untuk
bersekolah tidak surut. Dia rela melewati berbagai rintangan hanya untuk
bersekolah. Sinar berharap suatu saat nanti ia mampu membuat kehidupannya menjadi
lebih baik.
KELEBIHAN NOVEL
Novel karya Aguk Irawan MN ini sangat memberikan pelajaran berharga untuk kita
semua. Ketegaran dan ketabahan hati Sinar yang digambarkan penulis mampu
membuat pembaca merasa kagum dan takjub dengan sosok bocah kecil ini. Dengan
caranya menuangkan sebuah cerita, penulis mampu membuat pembaca seakan masuk ke
dalam alur cerita yang dikisahkan. Didalam penulisan, penulis menggunakan
bahasa indonesia yang baku tetapi dengan gaya yang menarik dan mampu
menciptakan suasana alam serta bersifat kedaerahan karena diselipkan dengan
bahasa-bahasa daerah. Penulis juga memberikan suguhan cerita-cerita rakyat dari
Sulawesi Barat yang dapat menambah pengetahuan pembaca tentang cerita-cerita
rakyat yang ada di Indonesia.
Penulis mampu menceritakan novel ini
dengan karakter tokoh yang mudah dimengerti.
Dengan membaca novel ini, pembaca dapat
mengambil banyak hikmah diantaranya betapa pentingnya bersyukur atas apa yang
kita miliki. Selain itu, didalam novel ini kita juga ditunjukkan dengan
kenyataan bahwa kewajiban kita sebagai seorang anak adalah berbakti kepada
orangtua kita.
Dari segi percetakan, huruf-huruf yang digunakan pada novel ini sudah baik
dengan ukuran huruf yang tepat. Serta desain gambar pada setiap tepi halaman
kertas menarik, membuat pembaca tidak cepat merasa bosan membaca novel ini.
KEKURANGAN
NOVEL
Desain sampul yang digunakan pada novel
ini kurang menarik sehingga membuat calon pembaca merasa tidak tertarik untuk
membelinya jika mereka hanya melihat dari segi kualitas sampul novel saja.
Selain itu, jenis kertas yang digunakan pada setiap halaman novel bukan kertas
quarto melainkan menggunakan kertas buram yang membuat novel ini terkesan
kurang berkualitas dari segi isinya. Padahal, kualitas isi yang sesungguhnya
sangat bagus. Harga yang ditawarkan untuk pembelian novel ini juga cukup
tinggi. Tidak sesuai dengan kualitas penampilan luar novel.
Pada novel ini, terdapat kesalahan
dalam pencetakan seperti pada nama penyunting, perancang sampul, penata letak
dan tahun cetakan novel. Serta didalam menceritakan kisah
pada novel ini, penulis terlalu banyak menyuguhkan cerita-cerita rakyat yang
bisa membuat pembaca merasa bosan saat membacanya.
UNSUR INSTRINSIK
·
Tema : Ketegaran
dan kegigihan hati seorang bocah cilik.
Tokoh
:
- Sinar
- Murni (Ibu Sinar)
- Unding (Ayah Sinar)
- Risa (Kakak Sinar)
- Pak Sujamil (Guru Sinar)
- Hardi (Sahabat Sinar)
- Sumi (Sahabat Sinar)
· Penokohan
:
1. Sinar :
- Cerdas, bukti : “Sinar adalah anak
uang paling cerdas diantara kakak-kakaknya.”
- Penyayang, bukti : “Setelah ibunya
shalat dan melepaskan mukenahnya disuapinyalah ibunya dengan curahan hati yang berlimpah.”
- Baik hati, bukti : “Diraihnya Sinar,
anak yang baik hati disampingnya.”
- Patuh, bukti : “Perintah ibunya
itupun segera dituruti olehnya.”
- Berbakti pada orangtua, bukti :
“Sinar yang membantu ibunya memasak sampai membersihkan kaki ibunya
yang kian membusuk.”
- Bertanggung jawab, bukti : “Setelah
semua pekerjaan rumahnya seperti memasak dan menyiapkan makanan ibunya
selesai, barulah Sinar mandi, memakai seragam dan berangkat ke sekolah.”
- Pantang menyerah, bukti : “Meski
banyak rintangan yang dihadapinya, Sinar tidak pernah menyerah untuk
pergi kesekolah.”
- Rajin,
bukti : “Sinar belajar membaca sampai satu atau dua jam hingga jadwal sarapan ibunya tiba.”
- Pemberani, bukti : “Sinar tidak hanya
pandai dikelas, tapi dia juga murid yangpemberani.”
- Sabar, bukti : “Sinar tidak pernah
membalas jika teman- temannya menyebutnya anak tak berayah dan memiliki
ibu yang lumpuh.”
- Tegar, bukti : “Sinar tegar menjalani
hidupnya dan merawat ibunya.
2. Murni (Ibu Sinar)
:
- Penyayang, bukti : “Murni merangkul
anaknya dan memeluk erat.”
- Tidak mudah menyerah, bukti : “Murni
terus mencoba menggerakkan kakinya, tapi tetap saja dia tidak kuasa berdiri.”
- Tegar,
bukti : “Murni adalah perempuan yang tegar.”
- Tidak
pernah mengeluh, bukti : “Belum pernah dia meminta-minta atau sekedar mengeluh pada
tetangganya.”
3. Unding (Ayah
Sinar) :
- Kejam, bukti : “Tanpa sepatah
katapun, Unding langsung menyungkurkan tubuh Murni ke pintu anak
tangga.”
4. Risa (Kakak
Sinar)
:
- Penyayang, bukti : “Risa dengan penuh
perhatian langsung mencari sesuatu untuk bisa menghibur hati Sinar.”
- Baik, berbakti pada orangtua, bukti :
“Risa dan Sinar yang masih bocah berusaha membantu ibunya untuk
bangun dari miring setengah terlentang.”
- Pengertian, bukti : “Risa ingin
bekerja jika ayahnya tak kunjung pulang.”
- Pendiam, penyabar, bukti : “Risa
memang tipe orang yang pendiam dan penyabar.”
- Cerdas, bukti : “Risa dikenal sebagai
anak yang cerdas.”
5. Pak Sujamil (Guru Sinar) :
- Penyabar dan penyayang, bukti : “Lalu
guru yang penyabar dan penyayang itu mendekat ke Risa.”
- Baik, bukti : “Pak Sujamil memberikan
bingkisan kado kepada Sinar karena Sinar mendapat nilai 100.”
6. Hardi (Sahabat
Sinar) :
- Baik, bukti : “Sering membantu Sinar
untuk mengumpulkan batang kayu kering.”
7. Sumi (Sahabat Sinar)
:
- Baik, bukti : “Sumi memberi dukungan
kepada Sinar saat Sinar mengikuti perlombaan.”
Setting1.
Tempat :
- Rumah Sinar (Di Dusun Tondo Pata, Kecamatan
Polewali Mandar, Sulawesi Barat)
- Sekolah Sinar (SD Tondo Pata)
- Rumah Majikan Risa (Di Desa Riso)
- Jalan menuju SD Tondo Pata
2. Waktu
: Pagi, siang,
sore dan malam (dari hari-hari saat ayah Sinar
meninggalkannya hingga saat Sinar memenangkan perlombaan balap karung
pada perayaan
ulang tahun Kemerdekaan di sekolahnya)
3. Suasana :
-
Mencekam, contoh : saat ayah Sinar menyiksa ibu Sinar.
-
Menyedihkan, contoh : saat Sinar menanyakan ayahnya; saat Sinar dan Risa merawat ibunya yang lumpuh).
-
Menegangkan, contoh : saat ibu Sinar menuduh Sinar meminta-minta.
-
Haru, contoh : saat Sinar dan Risa bertekad bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
-
Bahagia, contoh : saat Sinar mendapat bingkisan kado dari gurunya; saat Sinar memenangkan perlombaan balap karung.
· Alur, Gaya Bahasa dan Sudut Pandang
- Alur : Maju, mundur (campuran).
- Gaya
Bahasa : Penulis menggunakan bahasa indonesia yang baku, tetapi dibuat menjadi menarik dan
diselingi dengan bahasa daerah pada percakapan didalam novel.
- Sudut
Pandang : Orang ketiga serba
tahu.
Amanat
- Kita tidak boleh menyerah dengan
masalah yang kita hadapi.
- Harus tetap tegar dan sabar menjalani
hidup.
- Kita harus bersyukur dengan segala
yang kita miliki.
- Sebagai seorang anak, kita wajib
berbakti kepada kedua orangtua.
- Sebagai seorang anak, kita harus patuh
dengan yang diperintahkan orangtua.
- Kita harus bisa memahami keadaan yang
ada dan tidak memaksakan kehendak diri kita sendiri.
UNSUR
EKSTRINSIK
- Ekonomi
: Didalam novel tersebut diceritakan
bahwa keluarga Sinar memiliki keterbatasan ekonomi.
- Agama
: Dari beberapa kalimat yang diungkapkan didalam novel, dapat disimpulkan bahwa keluarga Sinar
menganut agama Islam.
KESIMPULAN
Novel ini menceritakan ketegaran dan ketabahan seorang bocah kecil berumur enam
tahun bernama Sinar. Disaat banyaknya kasus orangtua yang diabaikan oleh
anak-anaknya, Sinar mampu menjadi contoh teladan untuk kita semua. Ia
memberikan kita contoh bagaimana seharusnya seorang anak berbakti kepada
orangtuanya. Ketekunannya dalam merawat ibunya menjadi inspirasi untuk kita.
Ketegarannya dalam menjalani kehidupan yang memiliki keterbatasan ekonomi
membuat kita merasa wajib untuk bersyukur dengan apa yang telah kita miliki
sekarang.
terimakasih telah berkunjung dan semoga bermanfaat !