Rabu, 17 Oktober 2012

SINAR “Cerita dari Tanah Mandar”


Berkaitan dengan tugas Bahasa Indonesia yaitu me-resensi novel, pilihan ku pun jatuh pada novel "SINAR" yang memberi banyak inspirasi, berikut ini hasil resensi novel "SINAR" semoga dapat membantu.






IDENTITAS BUKU
•    Judul Buku           : SINAR “Cerita dari Tanah Mandar”
•    Pengarang            : Aguk Irawan MN
•    Penerbit               : Global Media
     Tahun Terbit         :  2005
      Dimensi               : 12 x 19 Halaman
•    Tebal Buku: XXII + 328 halaman
•    Harga Buku: Rp. 49.000,00

BIOGRAFI PENULIS
           
                  Geidurrahman Elmishry adalah nama pena dari Aguk Irawan MN, lahir di Lamongan 1 April 1979. Sekolah di MA Negeri Babat sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren darul Ulum, Langitan, Widang, Tuban. Selama di MAN ini, ia belajar teater dan menulis puisi pada guru bahasa indonesianya, yaitu seorang penyair yang cukup terkenal di Lamongan; Pringgo. Kemudian ia melanjutkan kuliah di Al-Azhar University Cairo, jurusan Filsafat, dengan beasiswa Majelis A’la Al-Islamiyah.
Selama di Kairo, ia banyak menulis karya sastra di berbagai pers Mahasiswa terutama di Bulletin Kinanah dan berproses kreatif Teater di sanggar yang ia turut dirikan Kinanah. Ia menerjemahkan karya sastra Arab salah satunya yaitu karya Drama Taufik El-Hakiem Tahta Dzilali Syams (Di Bawah Bayangan Matahari). Di Yogyakarta, ia mendirikan sanggar SABDA (Learning Center for Rular Society). Banyak buku baik fiksi maupun non fiksi karyanya yang telah terbit. Buku fiksinya yang sudah terbit diantaranya : Dari Lembah Sungai Nil (1998), Hadiah Seribu Menara (1999), Kado Milenium (2000), Negeri Sarang Laba-Laba (2002), Sekuntum Mawar dari Gaza/ Bait-Bait Cinta (2008) dan masih banyak lagi. Sementara yang non fiksi diantaranya : Kiat Asyik Menulis (2008), Kisah-Kisah Inspiratif Pembuka Surga (2009) dan sebagainya. 

RESENSI NOVEL
Ketegaran Hati Bocah Cilik ‘Sinar’
Sinar adalah seorang bocah belia berumur enam tahun yang berasal dari Provinsi Sulawesi. Ia dan keluarganya tinggal disebuah pelosok Dusun Tondo Pata, Kecamatan Tapango, Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Sinar memiliki lima orang saudara, tiga diantaranya telah pergi menjalani kehidupannya masing-masing serta satu diantaranya telah diadopsi oleh keluarga kaya. Kini tinggallah Sinar bersama ibu dan kakaknya yang bernama Risa. Mereka hidup dengan keterbatasan ekonomi. Mereka tinggal disebuah rumah ringkih tanpa seorang laki-laki sebagai penopang hidup, karena sang ayah telah lama meninggalkan mereka. Sang ayah pergi dengan meninggalkan luka yang mendalam hingga membuat ibu Sinar menjadi lumpuh. Sebagai seorang anak, Sinar dan kakaknya merawat ibunya dengan sepenuh hati. Sinar mengabaikan masa kecilnya hanya untuk merawat sang ibu.

                Disaat anak-anak seusianya disibukkan dengan bermain, dia terus merawat ibunya. Sinar membantu memindahkan atau menggeser tubuh ibunya, memasak, makan dan minum hingga buang air. Semua itu dia lakukan sendiri dengan penuh cinta tanpa ada rasa pamrih sedikitpun. Sementara sang kakak, pergi meninggalkan rumah dan bekerja sebagai seorang pembantu pada keluarga kaya untuk mencukupi kebutuhan hidup Sinar dan ibunya. Namun, kehidupan mereka tetaplah serba kekurangan. Setiap hari, Sinar dan ibunya hanya makan nasi dengan garam tanpa lauk apapun.
Dengan keadaan yang seperti itu, Sinar dan ibunya tidak pernah mengeluh. Sinar telah diajarkan oleh ibunya menjadi anak yang tegar dan tidak mudah mengeluh meski dalam keadaan apapun. Sinar adalah anak yang cerdas. Meski dalam keterbatasan ekonomi, keinginannya untuk bersekolah tidak surut. Dia rela melewati berbagai rintangan hanya untuk bersekolah. Sinar berharap suatu saat nanti ia mampu membuat kehidupannya menjadi lebih baik. 

KELEBIHAN NOVEL
                Novel karya Aguk Irawan MN ini sangat memberikan pelajaran berharga untuk kita semua. Ketegaran dan ketabahan hati Sinar yang digambarkan penulis mampu membuat pembaca merasa kagum dan takjub dengan sosok bocah kecil ini. Dengan caranya menuangkan sebuah cerita, penulis mampu membuat pembaca seakan masuk ke dalam alur cerita yang dikisahkan. Didalam penulisan, penulis menggunakan bahasa indonesia yang baku tetapi dengan gaya yang menarik dan mampu menciptakan suasana alam serta bersifat kedaerahan karena diselipkan dengan bahasa-bahasa daerah. Penulis juga memberikan suguhan cerita-cerita rakyat dari Sulawesi Barat yang dapat menambah pengetahuan pembaca tentang cerita-cerita rakyat yang ada di Indonesia.
Penulis mampu menceritakan novel ini dengan karakter tokoh yang mudah dimengerti.
Dengan membaca novel ini, pembaca dapat mengambil banyak hikmah diantaranya betapa pentingnya bersyukur atas apa yang kita miliki. Selain itu, didalam novel ini kita juga ditunjukkan dengan kenyataan bahwa kewajiban kita sebagai seorang anak adalah berbakti kepada orangtua kita.
Dari segi percetakan, huruf-huruf yang digunakan pada novel ini sudah baik dengan ukuran huruf yang tepat. Serta desain gambar pada setiap tepi halaman kertas menarik, membuat pembaca tidak cepat merasa bosan membaca novel ini.


KEKURANGAN NOVEL
             
Desain sampul yang digunakan pada novel ini kurang menarik sehingga membuat calon pembaca merasa tidak tertarik untuk membelinya jika mereka hanya melihat dari segi kualitas sampul novel saja. Selain itu, jenis kertas yang digunakan pada setiap halaman novel bukan kertas quarto melainkan menggunakan kertas buram yang membuat novel ini terkesan kurang berkualitas dari segi isinya. Padahal, kualitas isi yang sesungguhnya sangat bagus. Harga yang ditawarkan untuk pembelian novel ini juga cukup tinggi. Tidak sesuai dengan kualitas penampilan luar novel.
Pada novel ini, terdapat kesalahan dalam pencetakan seperti pada nama penyunting, perancang sampul, penata letak dan tahun cetakan novel. Serta didalam menceritakan kisah pada novel ini, penulis terlalu banyak menyuguhkan cerita-cerita rakyat yang bisa membuat pembaca merasa bosan saat membacanya.

UNSUR INSTRINSIK
·        Tema                   :  Ketegaran dan kegigihan hati seorang bocah cilik.
         Tokoh                  : 
  • Sinar                          
  • Murni (Ibu Sinar)
  • Unding (Ayah Sinar)
  • Risa (Kakak Sinar)
  • Pak Sujamil (Guru Sinar)
  • Hardi (Sahabat Sinar)
  • Sumi (Sahabat Sinar)
·     Penokohan              :
1. Sinar :
  • Cerdas, bukti : “Sinar adalah anak uang paling cerdas diantara kakak-kakaknya.”
  • Penyayang, bukti : “Setelah ibunya shalat dan melepaskan mukenahnya disuapinyalah ibunya dengan curahan hati yang berlimpah.”
  • Baik hati, bukti : “Diraihnya Sinar, anak yang baik hati disampingnya.”
  • Patuh, bukti  : “Perintah ibunya itupun segera dituruti olehnya.”
  • Berbakti pada orangtua, bukti : “Sinar yang membantu ibunya memasak sampai membersihkan kaki ibunya yang kian membusuk.”
  • Bertanggung jawab, bukti : “Setelah semua pekerjaan rumahnya seperti memasak dan menyiapkan makanan ibunya selesai, barulah Sinar mandi, memakai seragam dan berangkat ke sekolah.”
  • Pantang menyerah, bukti : “Meski banyak rintangan yang dihadapinya, Sinar tidak pernah menyerah untuk pergi kesekolah.”
  • Rajin, bukti : “Sinar belajar membaca sampai satu atau dua jam hingga jadwal sarapan ibunya tiba.”
  • Pemberani, bukti : “Sinar tidak hanya pandai dikelas, tapi dia juga murid yangpemberani.”
  • Sabar, bukti : “Sinar tidak pernah membalas jika teman-    temannya menyebutnya anak tak berayah dan memiliki ibu yang lumpuh.”
  • Tegar, bukti : “Sinar tegar menjalani hidupnya dan merawat ibunya.
2. Murni (Ibu Sinar)    :
  • Penyayang, bukti : “Murni merangkul anaknya dan memeluk erat.”
  • Tidak mudah menyerah, bukti : “Murni terus mencoba menggerakkan kakinya, tapi tetap saja dia      tidak kuasa berdiri.”
  • Tegar, bukti : “Murni adalah perempuan yang tegar.”
  • Tidak pernah mengeluh, bukti : “Belum pernah dia meminta-minta atau sekedar mengeluh pada tetangganya.”

3. Unding (Ayah Sinar)         :
  • Kejam, bukti : “Tanpa sepatah katapun, Unding langsung menyungkurkan tubuh Murni ke pintu anak tangga.”
4. Risa (Kakak Sinar)                :
  • Penyayang, bukti : “Risa dengan penuh perhatian langsung mencari sesuatu untuk bisa menghibur hati Sinar.”
  • Baik, berbakti pada orangtua, bukti : “Risa dan Sinar yang masih bocah berusaha membantu ibunya untuk bangun dari miring setengah terlentang.”
  • Pengertian, bukti : “Risa ingin bekerja jika ayahnya tak kunjung pulang.”
  • Pendiam, penyabar, bukti : “Risa memang tipe orang yang pendiam dan penyabar.”
  • Cerdas, bukti : “Risa dikenal sebagai anak yang cerdas.”
5. Pak Sujamil (Guru Sinar)  :
  • Penyabar dan penyayang, bukti : “Lalu guru yang penyabar dan penyayang itu mendekat ke Risa.”
  • Baik, bukti : “Pak Sujamil memberikan bingkisan kado kepada Sinar karena Sinar mendapat nilai 100.”
6. Hardi (Sahabat Sinar)      :
  •  Baik, bukti : “Sering membantu Sinar untuk mengumpulkan batang kayu kering.”
7. Sumi (Sahabat Sinar)        :
  • Baik, bukti : “Sumi memberi dukungan kepada Sinar saat Sinar mengikuti perlombaan.”
Setting
1. Tempat        : 
  • Rumah Sinar (Di Dusun Tondo Pata, Kecamatan Polewali Mandar, Sulawesi Barat)
  • Sekolah Sinar (SD Tondo Pata)
  • Rumah Majikan Risa (Di Desa Riso)
  • Jalan menuju SD Tondo Pata
2. Waktu            : Pagi, siang, sore dan malam (dari hari-hari saat ayah Sinar
     meninggalkannya hingga saat Sinar memenangkan perlombaan balap karung
     pada perayaan ulang tahun Kemerdekaan di  sekolahnya)

3. Suasana      :
  • Mencekam, contoh : saat ayah Sinar menyiksa ibu Sinar.
  • Menyedihkan, contoh : saat Sinar menanyakan ayahnya;  saat Sinar dan Risa merawat ibunya yang lumpuh).
  • Menegangkan, contoh : saat ibu Sinar menuduh Sinar  meminta-minta.
  • Haru, contoh : saat Sinar dan Risa bertekad bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka.
  • Bahagia, contoh : saat Sinar mendapat bingkisan kado dari gurunya; saat Sinar memenangkan perlombaan balap karung.
·   Alur, Gaya Bahasa dan Sudut Pandang
  • Alur : Maju, mundur (campuran).
  • Gaya Bahasa : Penulis menggunakan bahasa indonesia yang baku, tetapi dibuat menjadi menarik dan diselingi dengan bahasa daerah pada percakapan didalam novel.
  • Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu. 
Amanat
  • Kita tidak boleh menyerah dengan masalah yang kita hadapi.
  • Harus tetap tegar dan sabar menjalani hidup.
  • Kita harus bersyukur dengan segala yang kita miliki.
  • Sebagai seorang anak, kita wajib berbakti kepada kedua orangtua.
  • Sebagai seorang anak, kita harus patuh dengan yang diperintahkan orangtua.
  • Kita harus bisa memahami keadaan yang ada dan tidak memaksakan kehendak diri kita sendiri.
UNSUR EKSTRINSIK

  • Ekonomi         : Didalam novel tersebut diceritakan bahwa keluarga Sinar memiliki keterbatasan ekonomi.
  • Agama             : Dari beberapa kalimat yang diungkapkan   didalam novel, dapat disimpulkan bahwa keluarga Sinar menganut agama Islam.
KESIMPULAN
                Novel ini menceritakan ketegaran dan ketabahan seorang bocah kecil berumur enam tahun bernama Sinar. Disaat banyaknya kasus orangtua yang diabaikan oleh anak-anaknya, Sinar mampu menjadi contoh teladan untuk kita semua. Ia memberikan kita contoh bagaimana seharusnya seorang anak berbakti kepada orangtuanya. Ketekunannya dalam merawat ibunya menjadi inspirasi untuk kita. Ketegarannya dalam menjalani kehidupan yang memiliki keterbatasan ekonomi membuat kita merasa wajib untuk bersyukur dengan apa yang telah kita miliki sekarang. 



terimakasih telah berkunjung dan semoga bermanfaat !

5 komentar:

  1. thank a lot of that's page have help me to finished my proposal seminar

    BalasHapus
  2. Kamu tau gak beli novel itu dimana? Kalo tau aku mau beli donk

    BalasHapus
  3. Makasih banget,kebantu banget nih,kebetulan aku ada tugas sama

    BalasHapus